Selasa, 26 Maret 2013

Tulisan Cerpen 2 (Yanto ko Yandri)


Nama : Niki Purnamasari
Kelas  : 3EA13
NPM  : 14210982

Yanto ko Yandri
Oleh : Niki Purnamasari

Vandra bangga banget punya cowo yang gantengnya tidak berujung sampai dunia dan akhirat. Bisa dibilang cowonya itu, cowo terganteng dan terkeren di pulau Jawa!. Tentu hal ini membuat Sandra melambung tinggi seperti layangan yang diterbangkan dengan angin tatkala teman-temannya memuji kegantengan cowo nya yang bernama Yanto. Terdengar namanya tidak cocok yah dengan tampangnya.
“ Vaan! Cowo yang kemarin jemput kamu kuliah itu ganteng banget! Kamu beruntung banget punya cowo seperti itu!” Ujar Dewi yang merupakan teman sekelas Vandra.
“Ia Van! Cowo kamu emang ganteng banget! Aku saja sampai lupa berkedip gara-gara melihat ketampanan wajah cowo mu!” Puji Tania yang ngomongnya suka lebay.
“kamu beruntung banget punya cowo ganteng! Kamu pakai pelet apa Van?” Ujar Dewi lagi yang sangat terpukau
“Memangnya seganteng apa sih cowonya Vandra sampai kalian memuji-muji terus?” Tanya Cinta yang penasaran dengan sosok cowo yang di bicarakan teman-temannya.
“ganteng banget pokonya deh Cin!” Ujar Tania. Dengan perkataannya Tania dan Dewi membuat Cinta makin penasaran sampai-sampai membandingkan dengan cowo yang baru saja jadian dengannya.
“ah,gantengan juga cowo ku yang baru saja nembak aku kemari!” Ujar Cinta yang tak mau kalah dengan Vandra
“cowo kamu ga lebih ganteng dari cowo aku!” sahut Vandra yang tidak rela ada cowo yang lebih ganteng dari cowonya.
“kenalin dong cowo baru kamu Cin!” ujar Dewi dan Tania yang penasaran dengan cowo baru Cinta yang katanya ga kalah ganteng dengan cowonya Vandra.
“oke besok aku bawa ke kampus yah cowo baru aku! Aku kenalin deh ke kalian semua!”ujar Cinta yang tak sabar ingin mengenalkan cowo barunya ke teman-temannya.
Keesokan harinya Vandra kesal karena Yanto tidak bisa mengantarkan dia berangkat ke kampus. Dengan terpaksa Vandra berangkat kuliah sendiri naik angkot. Sesampainya di kampus Vandra langsung menemui Dewi dan Tania yang sedang duduk di halaman kampus. Ternyata mereka berdua sedang menunggu Cinta yang berjanji mau mengenalkan cowonya kepada mereka. Dan Vania pun ingin melihat bagaimana sih cowonya Cinta yang katanya ganteng.
Sepuluh menit kemudian tampak dari kejauhan Cinta yang datang dengan menggandeng cowo barunya itu.  Dewi,Tania,Vandra pun kaget saat Cinta dan cowonya datang menghampiri mereka.
“kenalin ini cowo aku yang baru namanya Yandri” ujar Cinta yang sangat senang mengenalkan cowo barunya yang ganteng itu.
“hah! Ini kan Yanto cowonya Vandra yang ganteng!” ujar Dewi dan Tania yang kaget karena ternyata cowonya Vandra dan Cinta adalah Yanto yang mengaku namanya Yandri kepada Cinta.
Dengan kesalnya Vandra dan Cinta pun mengusir  Yandri alias Yanto pergi jauh-jauh dari hidup mereka. Dengan muka yang malu Yandri alias Yanto kabur lari meninggalkan Vandra dan Cinta. Cinta pun minta maaf kepada Vandra karena dia tidak tahu bahwa cowonya itu adalah cowonya Vandra.
Mereka sadar bahwa jangan terlalu terburu-buru menjadikan cowo sebagai pacar karena di lihat dari wajahnya yang ganteng tetapi harus dilihat dari hatinya yang baik dulu.

Tulisan Cerpen 1 (Jam Enam atau Jam Tujuh)


Nama : Niki Purnamasari
Kelas  : 3EA13
NPM  : 14210982

Jam Enam atau Jam Tujuh
Oleh : Niki Purnamasari

Pagi yang cerah belum bisa membangunkan ku. Suara ayam berkokok belum mampu membangunkan ku. Suara alarm handphone dan jam weker juga belum bisa membangunkanku. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi dan hari ini aku harus berangkat kuliah.
Yang hanya bisa membangunkan ku darai mimpi indah ku adalah suara ini, “Niki….bangun sudah jam tujuh tuh!”,ujarnya yang sadar padahal baru jam enam. Ya itulah suara mamah yang punya jurus ampuh untuk membangunkan ku. Jurusnya adalah membuatku kaget karena mamah membohongiku bahwa sudah jam tujuh padahal masih jam enam.
Dengan kagetnya, mata masih sedikit terpejam, dan aku belum sadar karena belum melihat jam dinding, aku segera berlari bangun dari tempat yang paling aku sukai yaitu kasur, langsung saja aku menuju kamar mandi dan ternyata tanpa di duga ada sesuatu yang besar menghalangiku berlari, “kalian tahu itu apa?” ya ternyata itu tembok kamar mandi, alhasil pagi-pagi aku sudah mendapatkan ciuman dari tembok.
Dengan kepala yang masih agak pusing karena bertemu dengan tembok, aku langsung masuk ke kamar mandi dan menjalankan ritual mandi koboy karena aku masih belum sadar kalau masih jam enam. Aku mandi hanya mengguyur badan dengan air dan menggosok gigi saja, maklum ritual mandi koboy.
Langsung segera aku bergegas berlari ke kamar untuk memakai baju dan siap-siap berangakat kuliah. Setelah siap dan rapi aku bergegas lari keluar kamar dan tanpa sadar di depan  kaki ku ada air yang menunggu dengan santai tanpa menyapaku. Dan setelah aku melewatinya yang terjadi adalah aku bermain selancar air di lantai alias jatuh terpeleset. “ niki kenapa?”,dengan polosnya mamah ku bertanya. “siapa yang numpahin air di sini?” aku bertanya sambil merasa kesakitan. “ oh itu tadi Adi ngambil air minum kepenuhan”,sahut mamah ku dengan santai.
Dan tanpa diduga adik ku yang bernama Adi lewat didepan ku, “kaka kenapa duduk dilantai?”,tanya adikku tanpa tahu aku habis terpeleset. “ kaka sedang ingin duduk saja di lantai!”,jawab ku sambil kesakitan dan kesal. “loh ko Adi belum berangkat sekolah?”tanya ku sambil bingung. “kan masih jam setengah tujuh ka nanti sepuluh menit lagi!”,jawab adikku yang sekolahnya tidak jauh dari rumahku. Dan dengan perkataan adikku, aku mulai berpikir, “tadi mamah bangunin aku katanya sudah jam tujuh!”,berkata dalam hati sambil berpikir.
Langsung aku menengok keatas melihat jam dinding yang seolah-olah dari tadi sudah memandangiku sambil tertawa dan dengan sombongnya menunjukkan kepadaku bahwa masih jam setengah tujuh. Oh ternyata mamah mengeluarkan jurus ampuhnya lagi dan aku terkena jurus ampuhnya lagi.
Tapi tidak apalah karena gara-gara mamah mengeluarkan jurus ampuhnya kepada ku membuat aku tidak telat berangkat kuliah. Dan sepertinya hanya mamah yang bisa membangunkan ku. Pagi yang cerah, ayam berkokok,alarm handphone dan jam weker telah terkalahkan dengan jurus ampuh mamah.

Tugas (Contoh Kasus Metode Ilmiah)


Nama : Niki Purnamasari
Kelas  : 3EA13
NPM  : 14210982

CONTOH KASUS METODE ILMIAH

I Masalah
Pengaruh manusia sebagai faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.
II Rumusan Masalah
1) Apakah manusia berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan?
2) Bagaimana keadaan tumbuhan yang dirawat secara baik oleh manusia, dan keadaan tumbuhan yang tidak dirawat?

III Observasi
Mengamati tumbuhan yang selalu dipelihara, dirawat, diberi air dan diberi pupuk oleh manusia,tumbuhan tersebut tumbuh dengan subur.
IV Hipotesis
Mungkin tumbuhan akan tumbuh subur oleh manusia.
V Eksperimen
1) Tujuan:
Untuk mengetahui pengaruh manusia faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.
2) Alan dan bahan untuk melakukan eksperimen tersebut adalah:
a) 2 pot ukuran sama
b) 2 tanaman sejenis dan seukuran
c) Tanah
d) Pupuk
e) Air
f) Alat tulis
3) Cara Kerja
a) Isi pot 1 dengan tanah,tanaman,dan pupuk lalu disiram,
b) Isi pot 2 dg tanah, tanaman tanpa diberi pupuk lalu diberi air,
c) Rawat tanaman dalam pot 1 secara baik,sementara tanaman dalam pot 2 dibiarkan ataw tidak dirawat,
d) Amati tanaman dalam pot 1 dan pot 2 (daun,batang,dahan) lalu bandingkan ke 2 tanaman tersebut.
VI Kesimpulan
Setelah saya melakukan eksperimen kemudian dengan mengamati tanaman tersebut selama beberapa hari hasil yang saya dapat adalah:
1) Tanaman pada pot 1 tumbuh dengan baik dengan daun, batang dan dahan tumbuh sempurna,
2) Tanaman pada pot 2 tumbuh sebaliknya, tumbuh dengan tidak baik dengan daun, batang dan dahan tidak tumbuh dengan sempurna,bahkan terlihat layu.
Jadi, manusia sebagai faktor luar sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan, baik tidak nya tumbuhan tersebut tumbuh

Tugas (PERBEDAAN KARANGAN)


Nama : Niki Purnamasari
Kelas  : 3EA13
NPM  : 14210982

PERBEDAAN KARANGAN

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas tentang tiga jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah.

1.      Karangan ilmiah

Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
a.       Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
b.      Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
c.       Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
d.      Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
e.       Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
a.      Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
b.      Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
c.       Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
d.      Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
e.      Memperoleh kepuasan intelektual;
f.        Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
g.      Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

2.      Karangan Non Ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
a.       Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b.      Fakta yang disimpulkan subyektif,
c.       Gaya bahasa konotatif dan populer,
d.      Tidak memuat hipotesis,
e.       Penyajian dibarengi dengan sejarah,
f.       Bersifat imajinatif,
g.      Situasi didramatisir,
h.      Bersifat persuasif.
i.        Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
a.      Dongeng
b.      Cerpen
c.       Novel
d.      Drama
e.      Roman.

3.      Karangan Semi Ilmiah

Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

4.      Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek:

a.       Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
b.      Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
c.       Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
a.       Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
b.      persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
c.       Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
d.      Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

5.      Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah

“Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter).

Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.
Berikut perbandingan istilah ilmiah dan semi ilmiah/popular.
Kata Ilmiah :
a.       Metode
b.      Prosedur
c.       Sahih
d.      Fonem
e.       Populasi
f.       Stadium
g.      Karbon
h.      Produk
i.        Volume
j.        Makro
k.      Paradigma
Kata Semi Ilmiah atau Populer :
a.       Cara
b.      Langkah-langkah
c.       Sah
d.      Bunyi
e.       Penduduk
f.       Tahapan
g.      Orang
h.      Hasil
i.        Isi
j.        Besar
k.      Pandangan
Sumber:
http://rachmandianto.blog.com/2011/05/25/tulisan-%E2%80%9Cperbedaan-karangan-ilmiah-
semi-ilmiah-dan-non-ilmiah%E2%80%9D/