Nama : Niki Purnamasari
Kelas : 3EA13
NPM
: 14210982
PENALARAN
DALAM PROSES BERBAHASA
·
Pengertian
Penalaran
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Menalar adalah proses berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi
yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).Hubungan antara premis dan konklusi
disebut konsekuensi.
Ciri-ciri
Penalaran :
a. Adanya suatu pola berpikir yang
secara luas dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir
logis ).
b. Sifat analitik dari proses berpikir.
Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan
langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara
analitik.
Cara
berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik.
Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha
aktif manusia dan apa yang diberikan.
·
Metode
dalam menalar
1. Metode Induktif
Metode
berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Penalaran induktif yang digolongkan
menjadi tiga, yaitu generalisasi, analogi, dan sebab akibat dapat diterapkan
dalam penulisan paragraf induktif.
a.
Generalisasi
Pegawai
negeri dilingkungan Pemerintahan Daerah Kota Semarang setiap hari Kamis harus
memakai pakaian batik dan lurik. Demikian juga pegawai negeri dilingkungan
Pendidikan Kota Semarang maupun Propinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai negeri di
instansi dimana saja di jawa Tengah memakai batik atau lurik.Jadi dapat disimpulkan
bahwa semua pegawai negeri di Jawa tengah memakai batik atau lurik di hari
kamis.
b.
Analogi
Sebuah
peribahasa mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang pula
anginnya. Pernyataan ini sesuai dengan perjalan karir manusia. Ketika seseorang
telah menduduki jabatan, selalu ada orang yang tidak menyukai. Ketidaksukaan
ini dapat dilampiaskan dalam berbagai bentuk, misalnya: fitnah, ancaman,
kekerasan, atau pemerasan.Dapat dikatakan bahwa jabatan seseorang dan ujian
yang dihadapi sama dengan ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.
c.
Sebab akibat
Bersamaan
dengan naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian besar bahan pangan
naik. Harga kebutuhan pokok pun merayap mengikuti. Semua penjual dipasar
melakukan tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual terbarunya.
Bahkan, label pada semua barang di toko mulai diubah. Demikianlah dampak hebat
pengurangan subsisi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.Jadi dapat
disimpulkan bahwa dengan naiknya tarif BBM mengakibatkan turut naiknya harga
kebutuhan pokok.
2. Metode Deduktif
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah
untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika
syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·
Konsep dan
Simbol Dalam Penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran
berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak
dengan simbol berupa kata,
sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa
argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk
pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa
pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan
terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi
penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi
sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
·
Syarat-syarat
Kebenaran Dalam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah
untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
a.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang
benar atau sesuatu yang memang salah.
b.
Dalam penalaran, pengetahuan yang
dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di
sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar