Nama : Niki Purnamasari
Kelas : 3EA13
NPM
: 14210982
Jam Enam atau Jam Tujuh
Oleh : Niki
Purnamasari
Pagi yang cerah
belum bisa membangunkan ku. Suara ayam berkokok belum mampu membangunkan ku.
Suara alarm handphone dan jam weker juga belum bisa membangunkanku. Padahal jam
sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi dan hari ini aku harus berangkat kuliah.
Yang hanya bisa
membangunkan ku darai mimpi indah ku adalah suara ini, “Niki….bangun sudah jam
tujuh tuh!”,ujarnya yang sadar padahal baru jam enam. Ya itulah suara mamah
yang punya jurus ampuh untuk membangunkan ku. Jurusnya adalah membuatku kaget
karena mamah membohongiku bahwa sudah jam tujuh padahal masih jam enam.
Dengan kagetnya,
mata masih sedikit terpejam, dan aku belum sadar karena belum melihat jam
dinding, aku segera berlari bangun dari tempat yang paling aku sukai yaitu
kasur, langsung saja aku menuju kamar mandi dan ternyata tanpa di duga ada
sesuatu yang besar menghalangiku berlari, “kalian tahu itu apa?” ya ternyata
itu tembok kamar mandi, alhasil pagi-pagi aku sudah mendapatkan ciuman dari
tembok.
Dengan kepala
yang masih agak pusing karena bertemu dengan tembok, aku langsung masuk ke
kamar mandi dan menjalankan ritual mandi koboy karena aku masih belum sadar
kalau masih jam enam. Aku mandi hanya mengguyur badan dengan air dan menggosok
gigi saja, maklum ritual mandi koboy.
Langsung segera
aku bergegas berlari ke kamar untuk memakai baju dan siap-siap berangakat
kuliah. Setelah siap dan rapi aku bergegas lari keluar kamar dan tanpa sadar di
depan kaki ku ada air yang menunggu dengan
santai tanpa menyapaku. Dan setelah aku melewatinya yang terjadi adalah aku
bermain selancar air di lantai alias jatuh terpeleset. “ niki kenapa?”,dengan
polosnya mamah ku bertanya. “siapa yang numpahin air di sini?” aku bertanya
sambil merasa kesakitan. “ oh itu tadi Adi ngambil air minum kepenuhan”,sahut
mamah ku dengan santai.
Dan tanpa diduga
adik ku yang bernama Adi lewat didepan ku, “kaka kenapa duduk dilantai?”,tanya
adikku tanpa tahu aku habis terpeleset. “ kaka sedang ingin duduk saja di
lantai!”,jawab ku sambil kesakitan dan kesal. “loh ko Adi belum berangkat
sekolah?”tanya ku sambil bingung. “kan masih jam setengah tujuh ka nanti
sepuluh menit lagi!”,jawab adikku yang sekolahnya tidak jauh dari rumahku. Dan
dengan perkataan adikku, aku mulai berpikir, “tadi mamah bangunin aku katanya
sudah jam tujuh!”,berkata dalam hati sambil berpikir.
Langsung aku
menengok keatas melihat jam dinding yang seolah-olah dari tadi sudah
memandangiku sambil tertawa dan dengan sombongnya menunjukkan kepadaku bahwa
masih jam setengah tujuh. Oh ternyata mamah mengeluarkan jurus ampuhnya lagi
dan aku terkena jurus ampuhnya lagi.
Tapi tidak
apalah karena gara-gara mamah mengeluarkan jurus ampuhnya kepada ku membuat aku
tidak telat berangkat kuliah. Dan sepertinya hanya mamah yang bisa membangunkan
ku. Pagi yang cerah, ayam berkokok,alarm handphone dan jam weker telah
terkalahkan dengan jurus ampuh mamah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar