Selasa, 26 Maret 2013

Tulisan Cerpen 1 (Jam Enam atau Jam Tujuh)


Nama : Niki Purnamasari
Kelas  : 3EA13
NPM  : 14210982

Jam Enam atau Jam Tujuh
Oleh : Niki Purnamasari

Pagi yang cerah belum bisa membangunkan ku. Suara ayam berkokok belum mampu membangunkan ku. Suara alarm handphone dan jam weker juga belum bisa membangunkanku. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi dan hari ini aku harus berangkat kuliah.
Yang hanya bisa membangunkan ku darai mimpi indah ku adalah suara ini, “Niki….bangun sudah jam tujuh tuh!”,ujarnya yang sadar padahal baru jam enam. Ya itulah suara mamah yang punya jurus ampuh untuk membangunkan ku. Jurusnya adalah membuatku kaget karena mamah membohongiku bahwa sudah jam tujuh padahal masih jam enam.
Dengan kagetnya, mata masih sedikit terpejam, dan aku belum sadar karena belum melihat jam dinding, aku segera berlari bangun dari tempat yang paling aku sukai yaitu kasur, langsung saja aku menuju kamar mandi dan ternyata tanpa di duga ada sesuatu yang besar menghalangiku berlari, “kalian tahu itu apa?” ya ternyata itu tembok kamar mandi, alhasil pagi-pagi aku sudah mendapatkan ciuman dari tembok.
Dengan kepala yang masih agak pusing karena bertemu dengan tembok, aku langsung masuk ke kamar mandi dan menjalankan ritual mandi koboy karena aku masih belum sadar kalau masih jam enam. Aku mandi hanya mengguyur badan dengan air dan menggosok gigi saja, maklum ritual mandi koboy.
Langsung segera aku bergegas berlari ke kamar untuk memakai baju dan siap-siap berangakat kuliah. Setelah siap dan rapi aku bergegas lari keluar kamar dan tanpa sadar di depan  kaki ku ada air yang menunggu dengan santai tanpa menyapaku. Dan setelah aku melewatinya yang terjadi adalah aku bermain selancar air di lantai alias jatuh terpeleset. “ niki kenapa?”,dengan polosnya mamah ku bertanya. “siapa yang numpahin air di sini?” aku bertanya sambil merasa kesakitan. “ oh itu tadi Adi ngambil air minum kepenuhan”,sahut mamah ku dengan santai.
Dan tanpa diduga adik ku yang bernama Adi lewat didepan ku, “kaka kenapa duduk dilantai?”,tanya adikku tanpa tahu aku habis terpeleset. “ kaka sedang ingin duduk saja di lantai!”,jawab ku sambil kesakitan dan kesal. “loh ko Adi belum berangkat sekolah?”tanya ku sambil bingung. “kan masih jam setengah tujuh ka nanti sepuluh menit lagi!”,jawab adikku yang sekolahnya tidak jauh dari rumahku. Dan dengan perkataan adikku, aku mulai berpikir, “tadi mamah bangunin aku katanya sudah jam tujuh!”,berkata dalam hati sambil berpikir.
Langsung aku menengok keatas melihat jam dinding yang seolah-olah dari tadi sudah memandangiku sambil tertawa dan dengan sombongnya menunjukkan kepadaku bahwa masih jam setengah tujuh. Oh ternyata mamah mengeluarkan jurus ampuhnya lagi dan aku terkena jurus ampuhnya lagi.
Tapi tidak apalah karena gara-gara mamah mengeluarkan jurus ampuhnya kepada ku membuat aku tidak telat berangkat kuliah. Dan sepertinya hanya mamah yang bisa membangunkan ku. Pagi yang cerah, ayam berkokok,alarm handphone dan jam weker telah terkalahkan dengan jurus ampuh mamah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar