Nama : Niki Purnamasari
Kelas
: 3EA13
NPM
: 14210982
TEMA :
KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP WARNET
TEORI
1. Konsep Pemasaran
Suatu perusahaan yang
berorientasi pada konsep pemasaran akan selalu mengutamakan kepuasan konsumen/pelanggan.
Secara sederhana konsep pemasaran menyatakan
bahwa suatu organisasi harus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen agar dapat menguntungkan (J. Paul
Peter dan Jerry C. Olson, 2000). Konsep pemasaran ini adalah untuk menyempurnakan
konsep sebelumnya yaitu konsep produk
dan konsep produksi, dimana kedua konsep tersebut lebih menitikberatkan pada kepentingan perusahaan dibandingkan
dengan kepentingan konsumen, sedangkan
konsep pemasaran lebih memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen. Ada tiga unsur yang terdapat
didalam konsep pemasaran yaitu : (1) orientasi konsumen, (2) penyusunan pemasaran yang terintegrasi,
(3) adanya kepentingan konsumen. Konsep
pemasaran pada intinya memusatkan perhatiannya pada kebutuhan dan keinginan konsumen
dimana kegiatannya harus dimulai dengan merumuskan dan mengenali keinginan dan
kebutuhan konsumen.
2. Pengertian Jasa
Menurut
Kotler (2000), pengertian jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak dapat mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan
atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik.
3. Karakteristik
dan Sifat Jasa
Kotler
(2000) menyatakan bahwa jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat
mempengaruhi rancangan program pemasaran jasa, yaitu tidak nyata (intangible),
tidak terpisahkan (inseparable), variable (variable), dan tidak
dapat disimpan (perishable).
4. Perilaku
Konsumen
Menurut
John C. Mowen (1995:5), perilaku konsumen adalah sebagai berikut: “Consumer Behavior
is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved
in acquiring, consuming and disposing of goods, services, experiences and ideas.”
Studi tentang perilaku konsumen adalah studi mengenai bagaimana para individu
membuat keputusan untuk menggunakan dana yang dimiliki untuk
kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan konsumsi menyangkut bagaimana,
dimana, mengapa, berapa banyak, serta berapa sering membeli.
5. Kepuasan
Konsumen
Menurut
John C. Mowen (2000:512), Kepuasan Konsumen adalah “Consumer Satisfaction is defined as the overall attitude regarding a good or service after its
acquisition and use.”Definisi
dari kepuasan konsumen disini adalah keseluruhan sikap yang timbul setelah
membeli atau menggunakan sebuah produk atau jasa
6.
Lokasi
Menurut
M. Rizwar Ghazali (2010), Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan
suatu tugas penting bagi pemasar, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan
kegagalan sebelum bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan
penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat
bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya.
7. Pelayanan Konsumen
1) Pengertian Customer Service (Pelayanan Konsumen)
Proses pelayanan konsumen adalah semua kegiatan yang bertujuan
mempermudah konsumen untuk menemukan kepada pihak yang dimaksud dalam
perusahaan untuk mendapat pelayanan jasa, jawaban dan memecahkan masalah.
Menurut Christoper H. Lovelock (1996 : 491), mendefinisikan Customer Service sebagai berikut : “Customer service involves task-oriented activities, other than
proactive selling, that involve interactions with customers in person, by
telecommunications, or by mail. This function should be designed, performed,
and communicated with two goals in mind; Customer satisfication and operational
efficienc”. Artinya
pelayanan pelanggan meliputi aktivitas-aktivitas yang berorientasi tugas, atau
lebih dari sekedar penjualan secara aktif, yang meliputi interaksi-interaksi
dengan pelanggan secara pribadi, dengan alat-alat telekomunikasi, atau surat.
Fungsi ini harus direncanakan/didesain, dilaksanakan, dan dikomunikasikan
dengan dua tujuan: yaitu kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional.
2) Pelayanan Terhadap Konsumen
Pelayanan terhadap konsumen atau pelanggan suatu aspek yang sangat
penting bagi suatu perusahaan yang menawarkan jasa untuk memenangkan pesaing
terhadap perusahaan pesaingnya. Menurut Bateson (1995), pelayanan yang
memuaskan terdiri dari tiga komponen, dan semuanya mencerminkan citra
perusahaan. Ketiga komponen itu adalah :
· Kualitas produk dan layanan
yang dihasilkan
· Cara anda memberikan layanan
tersebut
· Hubungan antar pribadi yang
terbentuk melalui layanan tersebut.
Customer Service dapat didefinisikan sebagai ciri, kegiatan dan informasi yang
dapat menambah kemampuan konsumen untuk menyadari nilai potensi dari suatu
produk atau jasa dasar dari suatu perusahaan. Peranan customer service pada suatu perusahaan cukup besar, dimana
kegiatan customer service adalah memberikan keterangan terhadap pelanggan/
konsumen yang memerlukan informasi atau kurang mengetahui tentang yang kurang
jelas informasinya. Untuk perusahaan jasa, customer service lebih penting lagi karena perusahaan
berhadapan langsung dengan penggunaan akhir sehingga ia langsung menilai dari
informasi yang diberikan oleh petugas customer service. Customer
service merupakan
salah satu bagian devisi yang sering dilupakan perusahaan. Tetapi devisi ini
merupakan senjata ampuh untuk memenangkan persaingan terhadap perusahaan
lainnya. Adapun manfaat pelayanan terhadap pelanggan yaitu :
1. Pelayanan memperpanjang daur
hidup suatu produk.
Pelayanan
memberikan pendapatan dan keuntungan yang lebih besar melaluidaur hidup suatu
produk.
2. Pelayanan dapat menambah
nilai suatu produk.
Pelayanan
dapat menambah nilai suatu produk secara langsung untuk produkproduk yang
memerlukan pelayanan, khususnya perusahaan jasa. Pelanggan bersedia membayar
lebih besar untuk suatu produk / jasa jika memang mempunyai nilai tambah
tersendiri
3) Pengertian Kualitas Pelayanan
Setiap pelanggan/konsumen yang datang dengan membawa
harapan-harapan
tertentu terhadap kualitas
barang dan pelayanan perusahaan, serta dengan membawa pengalamannya selama ini dalam berurusan dengan perusahaan. Bila
perusahaan biasa
memberikan lebih dari apa
yang diharapkan pelanggan, maka dalam persepsi pelanggan kualitas pelayanan perusahaan relatif tinggi. Bila
perusahaan gagal
memenuhi apa yang diharapkan
pelanggan, maka persepsi pelanggan, kualitas pelayanan perusahaan relatif rendah. Di dalam benak setiap
pelanggan ada suatu
timbangan untuk mengukur apa
yang diperolehnya dengan apa yang diharapkannya.Semakin jauh timbangan menunjuk
ke sisi plus, maka semakin baik pula persepsinya mengenai kualitas pelayanan perusahaan terhadap pelanggan
(Michael Le Boeuf, 1992 :
51). Dalam bisnis jasa, sikap dan
pelayanan contact
personnel merupakan
aspek yang sangat penting dan menentukan
kualitas jasa yang dihasilkan. Bila aspek tersebut dilupakan atau bahkan sengaja dilupakan, maka dalam waktu yang
tidak terlalu lama
perusahaan yang bersangkutan
bisa kehilangan banyak pelanggan lama dan dijauhi calon pelanggan. Sehubungan dengan peranan contact personnel
yang sangat penting
dalam menentukan kualitas
jasa, setiap perusahaan memerlukan pelayanan yang unggul, yakni suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani
pelanggan secara
memuaskan. Kualitas jasa yang
konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan menimbulkan berbagai manfaat (Fandy
Tjiptono, 1996 :79).
Yaitu :
a) Hubungan perusahaan dan para
pelanggannya menjadi harmonis.
b) Memberikan dasar yang baik
bagi pembelian ulang.
c) Dapat mendorong terciptanya
loyalitas pelanggan.
d) Membentuk rekomendasi dari
mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan.
e) Reputasi perusahaan menjadi
baik di mata pelanggan.
f) Laba yang diperoleh dapat
meningkat.
Menurut Valerie A. Zeithaml,
Mary J. Bitner (1996 : 19), definisi kualitas pelayanan adalah sebagai berikut : “Service quality can be defined as the extent of discrepancy
between customers expectations or desires and their perceptions”. Artinya kualitas pelayanan dapat
didefinisikan sebagai tingkat ketidaksesuaian antara harapan atau keinginan pelanggan dengan tingkat persepsi
mereka. Dari definisi tersebut ada
beberapa hal penting tentang pengertian pelayanan, yaitu :
1. Kualitas pelayanan lebih
sulit dievaluasi pelanggan dibandingkan mengevaluasi barang berwujud. Oleh
karena itu kriteria yang digunakan pelanggan untuk mengevaluasi kualitas
pelayanan mungkin lebih sulit untuk dipahami oleh pemasar.
2. Pelanggan tidak mengevaluasi
kualitas pelayanan semata-mata berdasarkan hasil akhir saja, pelanggan juga
menilai proses penyampaian yang dilakukan.
3. Kriteria dalam menentukan
kualitas pelayanan akhir dikembalikan pada pelanggan sendiri. Pandangan suatu
kualitas, akan dimulai dari bagaimana pemberi pelayanan itu dapat memenuhi
harapan pelanggan, kemudian dilanjutkan dengan bagaimana seharusnya pemberi
pelayanan tersebut menampilkan penampilannya. Berdasarkan pandangan tersebut
pemberi pelayanan seharusnya mempunyai bagian pelayanan dalam organisasinya,
dengan harapan agar memungkinkan pelanggan dapat menyampaikan keluhannya untuk
ditanggapi dengan baik. Selanjutnya hasil evaluasi dari tanggapan dapat berguna
dalam memperbaiki pelayanan.
good article
BalasHapushttps://ittelkom-sby.ac.id/%3EVisit